Puskesmas Kedu Jl. Raya Kedu No. 4 RT 06 RW II Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Jawa Tengah Kode Pos 56252 Telpon : (0293) 4902285

Senin, 22 Maret 2010

Hati - Hati Main Hakim Sendiri


Beberapa waktu yang lalu, beberapa warga di sebuah Desa di wilayah kerja Puskesmas Kedu menangkap basah seorang pelaku pencurian telpon genggam (HP), mereka sempat melakukan penganiayaan terhadap pencuri tersebut sebelum menyerahkannya kepada Kepolisian.
Rasa marah dan geram terhadap pelaku pencurian tersebut kemudian berubah menjadi kecemasan luar biasa setelah diketahui bahwa pencuri tersebut ternyata pengidap HIV (+). Darah pencuri yang "muncrat" akibat pukulan dan tendangan tentunya menyebar dan mengenai para pelaku pengeroyokan.
Sangat mungkin darah pengidap HIV (+) yang terluka bisa mengenai pelaku pengeroyokan, dan apabila ada luka terbuka pada pelaku, sangat mungkin menjadi tempat masuknya Virus yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya.
Kita tidak pernah tahu apakah seseoarang mengidap HIV atau tidak, jadi tetap berhati - hatilah, apalagi petugas kesehatan yang setiap harinya berhadapan dengan orang sakit yang sangat mungkin beberapa diantaranya adalah penderita HIV (+).

Sabtu, 13 Maret 2010

Seorang Ibu Melahirkan Setelah Meninggal 2 Hari



Aya Jayne

Kejadian luar biasa menggegerkan dunia kedokteran. Seorang ibu yang dipastikan telah meninggal dunia ternyata masih bisa melahirkan bayi mungil dengan sempurna. Berita ini mendadak tersiar kemana-mana dan menjadi bahan perbincangan dii dunia medis.

Adalah Mahmoud Soliman, 29. Ia tak pernah membayangkan bisa menghadapi kesedihan dan kebahagiaan menjadi satu. Istri yang dicintainya, Jayne Soliman, 41, pergi untuk selama-lamanya. Dan sebagai gantinya, ia mendapatkan s
eorang bayi perempuan cantik yang dilahirkan dari rahim istrinya.

Yang mengharukan, Aya Jayne, demikian nama bayi tersebut, dilahirkan dua hari setelah Jayne dinyatakan meninggal akibat otaknya tidak bisa berfungsi lagi. Berkat bantuan medis Aya bisa dilahirkan dengan selamat.

Sebenarnya kehamilan Jayne tidak bermasalah. Namun diusia kehamilannya yang mencapai 25 minggu, tiba-tiba ia pingsan, setelah mengeluh sakit kepala.

Segera saja Mahmoud melarikannya ke Rumah Sakit John Radcliffe Hospital di Oxford. Namun beberapa jam kemudian, tim dokter menyatakan otak mantan atlet ski es nasional Inggris ini sudah mati.

Tim dokter mencoba m
embantu jantung Jayne agar tetap berdenyut dengan beragam peralatan. Upaya ini dilakukan agar bayi yang berada di perut Jayne bias tertolong. Jayne diberi dua dosis besar steroid sehingga jantung bayinya bisa berkembang. Dan akhirnya, Aya Jayne pun bisa lahir dengan selamat melalui operasi cesar.

Usai diangkat dari rahim Jayne, Aya sem
pat diletakkan di pundak ibunya untuk memberi sedikit waktu bagi keduanya untuk bertemu.

Setelah itu Aya langsung dilarikan ke unit perawatan intensif. Sedangkan Mahmoud diberi kesempatan untuk mengucapkan selamat jalan untuk pada istrinya, sebelum akhirnya dokter mematikan peralatan penunjang hidupnya.

“Dokter mengatakan tak ada yang bisa mereka lakukan untuk Jayne. Namun mereka membutuhkannya untuk tetap kuat bagi anak kami yang belum dilahirkan,” kenang Mahmoud.

“Dia sangat mungil, ia pejuang kecil seperti ibunya,” tutur Mahmoud yang tak henti-hentinya menitikkan air matanya saat menggendong putrinya.

Kata Aya berasal dari bahasa Arab yang berarti keajaiban. Itu merupakan nama yang dipilih Jayne saat masih hidup.

“Saat Aya dewasa, akan saya katakan betapa ibunya mencintainya. Akan saya ceritakan semuanya. Ini merupakan k
einginan Jayne untuk memiliki bayi dan menjadi ibu yang baik,” ujar Mahmoud.

Jayne merupakan juara ice skating Inggris tahun 1989 dan menduduki peringkat tujuh di dunia.


Mahmoud Soliman dan Jayne Soliman

Ia pernah mengikuti beragam kompetisi internasional sebelum akhirnya menjadi atlet ski profesional. Beberapa tahun terakhir ia menjadi pelatih tamu di Dubai, dan disinilah ia bertemu dengan Mahmoud yang bekerja sebagai IT.

Dua tahun silam ia kembali ke Inggris dengan kehidupan barunya dan menempati rumah di Bracknell, Berks. Jayne yang memiliki nama asli Jayne Campbell ini kemudian bekerja di Bracknell Ice Skating Club.

(Sumber : lautanindonesia.com)

Senin, 08 Maret 2010

Keamanan Pasien.. Sudahkah kita utamakan..?


Foto ini kami ambil pada tanggal 28 Mei 2009 jam 06.45 WIB di warung makan depan sebuah Puskesmas Rawat Inap. Tampak seorang Ibu sedang menggendong anak kecil berumur sekitar 2 tahun dengan terpasang infus di tangan kananya, menangis minta dibelikan sesuatu dari warung tersebut, sedangkan sang Ibu memegang pipa besi sebagai penyangga infus.
Dari dekat kami lihat cairan infus sudah tidak menetes lagi, sedangkan selang infus yang menempel pada tangan kanan sang Anak tampak berwarna merah berisi darah. Sebagai seorang Dokter yang setiap hari berhadapan dengan pasien.. terbersit beberapa pertanyaan :
1. Bagaimana bisa seorang pasien dengan leluasa keluar dari lingkungan Puskesmas Rawat Inap tanpa pengawasan..?
2. Bagaimana bila ada seseorang yang memasukkan sesuatu ke dalam cairan infus pasien tanpa diketahui oleh Petugas Jaga..?
3. Bagaimana dengan cairan infus yang tidak menetes dan keluarnya darah ke dalam selang infus..?
Ahh.. inilah sisi lain pelayanan kesehatan yang kita punya.. yang kita lakukan.. sudah adakah standar operasional dan prosedur pelayanan di tempat kita.. bila sudah ada, sejauh mana kita melaksanakannya..
Bangunlah wahai saudaraku sejawat sekalian.. tingkatkan kualitas pelayanan kita secara profesional.. masyarakat membutuhkan karya nyata kita.. Semoga Allah meridhoi langkah kita.. Amin.